Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan terus memperkuat ketahanan nasional melalui pembentukan karakter warga negara yang berlandaskan semangat bela negara. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menyelenggarakan Diklat Pembentukan Fasilitator Bela Negara yang dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara. Program ini bertujuan mencetak sumber daya manusia yang mampu menjadi fasilitator, pendidik, sekaligus penggerak dalam membumikan nilai-nilai dasar bela negara ke berbagai lapisan masyarakat.

Materi diklat disusun secara komprehensif dan terbagi menjadi tiga bidang studi utama: studi dasar, studi inti, dan studi pendukung. Di bidang studi dasar, peserta dibekali dengan pemahaman terhadap dinamika perkembangan lingkungan strategis global dan nasional. Pemahaman ini penting agar fasilitator memiliki perspektif luas tentang tantangan kebangsaan yang dihadapi Indonesia saat ini. Selain itu, materi mencakup penanaman kesadaran akan pentingnya konsensus dasar bangsa, wawasan tentang keamanan nasional, dan pemahaman menyeluruh mengenai sistem pertahanan semesta sebagai kerangka bela negara.

Masuk ke bidang studi inti, peserta diklat diarahkan untuk memahami secara mendalam nilai-nilai dasar bela negara, mulai dari konsep, sikap, hingga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga dibekali dengan keterampilan kepemimpinan, komunikasi, teknik fasilitasi, serta penyusunan materi presentasi. Tidak hanya teori, pelatihan ini juga menitikberatkan pada praktik langsung melalui kegiatan simulasi seperti micro teaching, fasilitasi baris-berbaris, teknik caraka malam, hingga penyuluhan berbasis komunitas. Tujuannya adalah agar peserta mampu menyampaikan materi bela negara dengan metode yang interaktif, menarik, dan berdampak langsung bagi audiensnya.

Selanjutnya, dalam bidang studi pendukung, peserta mendapatkan materi muatan lokal dari tokoh-tokoh penting seperti pejabat Kementerian Pertahanan dan akademisi dari Universitas Pertahanan. Kegiatan Building Learning Commitment (BLC) serta bimbingan dan pengasuhan menjadi penguat pembentukan karakter fasilitator yang tangguh dan bertanggung jawab. Proses diklat ditutup dengan evaluasi penyelenggaraan dan upacara resmi pembukaan dan penutupan sebagai bagian dari pembentukan disiplin dan etika kelembagaan.

Dengan seluruh rangkaian pembelajaran tersebut, fasilitator bela negara diharapkan tidak hanya menjadi agen penyampai materi, tetapi juga mampu menjadi teladan dan motor penggerak semangat nasionalisme dan cinta tanah air di tengah masyarakat. Program ini menjadi tonggak penting dalam memperluas jangkauan gerakan bela negara yang tidak sekadar bersifat simbolik, tetapi nyata dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara.